Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono mengatakan, letusan ini bersifat minor dan tidak disertai dentuman. “Material letusan berupa abu yang jatuh di sekitar kawah,” kata Surono.
Saat ini gempa tremor terjadi terus menerus dengan amplituda rata-rata 15 milimeter.
Menurut petugas pengamatan di pos pantau di Desa Ngadisari, Sikapura, Probolinggo, Ahmad Subhan, mengatakan, gempa tremor hingga saat ini masih terjadi. “Penduduk di sekitar masih aman,” katanya.
Bromo dinyatakan ‘awas’ sejak 23 Oktober 2010 lalu. Dosen Pasca Sarjana Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, dan peneliti di Pusat Studi Kebumian dan Bencana, Dr Putu Artama, mengatakan karakteristik Bromo berbeda dengan Merapi.
“Jika terjadi letusan, material yang dimuntahkan pasir dan abu dengan kisaran radius 6 sampai 10 kilometer,” kata Putu.
Itu berbeda dengan material yang dimuntahkan Gunung Merapi berupa lava pijar dan bebatuan, juga awan panas ‘wedhus gembel’.
Selain itu, Bromo juga terbentengi oleh lautan pasir. Topografi Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer.
Meski begitu, sampai berita ini dibuat belum dikteahui adanya korban jiwa akibat Gunung Bromo meletus yang memiliki ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut (Dpl) itu. Yang pasti, warga di ring pertama, setelah zona bahaya tiga kilo meter dari pucak Bromo yaitu Dusun Cemorolawang diminta untuk segera dievakuasi.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang sudah membuat Posko Taktis Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana Bromo di Cemorolawang langsung mengkoordinir untuk proses evakuasi. Sebab, tenaga-tenaga sukarelawan baik dari TNI/Polri maupun dari PMI, SAR dan Satgana sudah disiapkan sebelumnya.
Tim khusus evakuasi itu terdiri dari anggota TNI, Polri, sukarelawan dari warga dan tokoh adat. Masing-masing beranggotakan lima orang untuk tiap dusun. Sedangkan anggota TNI/Polri seluruhnya yang disiapkan di lokasi sebanyak 200 anggota untuk ring pertama. Mereka dibantu ratusan sukarelawan namun diharapkan aparat pemerintah harus belajar dari pengalaman meletusnya gunung Merapi.
Kepada Warga Sekitar Gunung Bromo diharap jangan panik tetap tenang dan jika memang harus mengungsi ikuti yang disarankan / dianjurkan pemerintah setempat dan jangan lupa memakai masker pelindung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar