Kamis, 14 April 2011

PEREKONOMIAN DI INDONESIA

JAKARTA: Pertumbuhan pembangunan infrastruktur di Indonesia dinilai hingga saat ini masih rendah, sehingga perlu dilakukan terobosan baru untuk percepatan di masa datang.



Direktur Keuangan, Infrastruktur dan Proyek Public Private Partnership ANZ Ben Stewart menilai pengembangan infrastruktur di Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara berkembang lainnya, meskipun kondisi perekonomian indonesia saat ini cukup kuat.

Hal tersebut, katanya, karena masih kurangnya jumlah investor swasta yang masuk ke dalam proyek-proyek infratsruktur dan rendahnya kemampuan finansial pemerintah.

Padahal, kebutuhan infrastruktur di Indonesia dalam 5 tahun ke depan mencapai US$180 miliar.

Menurut Stewart, dari kebutuhan tersebut, dengan asumsi sebesar US$52 miliar ditanggung pemerintah pusat, US$33 miliar oleh pemerintah daerah, dan US$32 miliar oleh BUMN, maka US$63 miliar atau 35% merupakan kebutuhan potensial yang harus dipenuhi dari investor swasta.


Untuk dapat menarik minat investor swasta, termasuk asing, katanya, ada lima hal yang harus dilaksanakan Pemerintah Indonesia yakni, transparansi kerangka proses pengajuan investasi, konsistensi prinsip-prinsip penilaian dan pelaksanaan investasi, komitmen pemerintah dan kementerian untuk mencapai target proyek, kepastian eksekusiproyek, dan rencana pembangunan infrastrktur jangka panjang.

"Selain itu, pemerintah Indonesia juga dapat menerapkan sistem alokasi risiko proyek infrastruktur dengan sistem share dengan swasta, sehingga menambah daya tarik mereka untuk ikut berpartisipasi," ujarnya dalam Indonesia International Infrastructure Conference dan Exhibition 2011, hari ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar